Kuliah Kerja Nyata Moderasi Beragama ke-IV Se-Indonesia telah memasuki penghujung minggu ke-2. Dalam kegiatan pengabdian yang dilaksanakan di Kecamatan Cigugur, Kuningan, Jawa Barat perwakilan mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta telah melakukan tahap identifikasi dan pemetaan sosial di masyarakat. Pemetaan tersebut dilakukan dengan turun langsung ke masyarakat.
Kegiatan KKN tersebut mendapatkan sambutan hangat dari warga sekitar , salah satunya dirasakan oleh Aisyah Hasina Ginting, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang berlokasi di desa Cileuleuy. Ia mengaku telah mendapatkan banyak ilmu pengetahuan selama menjalankan KKN.
“kami mendapatkan banyak sekali ilmu dan pengetahuan tentang bagaimana masyarakat disana. Mudah-Mudahan ekspetasi kami akan terealisasikan dan semoga kedepannya pengabdian yang kami lakukan berjalan dengan lancar.” Ujarnya dalam jurnal harian yang ia tulis.
Kelompoknya disuguhi dengan berbagai macam kearifan lokal yang ada di tanah Sunda. Salah satunya adalah dengan adanya kegiatan makan ngaliwet bersama masyarakat pada tanggal 27 Juli 2024.
Dalam kegiatan tersebut mahasiswa bersama masyarakat saling bersinergi dan bercengkrama dalam balutan suasana Sunda. Tak hanya itu bahan-bahan yang digunakan langsung dipanen dari kebun milik warga untuk dijadikan lalapan.
Mahasiswa pun juga turut serta dalam kegiatan gotong royong yang masih tetap dilestarikan oleh warga dan mengunjungi “rumah sabat” yaitu sebuah situs bangunan makam yang sudah eksis sebelum adanya desa Cileuleuy
Hal sama juga dirasakan oleh Fatimah Az-Zahra, Perwakilan UIN Raden Mas Said asal Prodi PBI yang ditempatkan di desa Cisantana. Kelompoknya langsung disambut oleh tarian khas budaya Sunda Wiwitan dan Tari Puyuh saat pertama kali tiba di tempat KKN.
“Di pagi hari, perwakilan mahasiswa KKN Moderasi Beragama Kelompok 1 berkunjung ke kantor desa Cisantana untuk mendiskusikan perihal kelompok penelitian serta menggali informasi mengenai potensi yang ada di Desa Cisantana, seperti; ekowisata, perikanan dan peternakan” pungkasnya.
Dalam kegiatannya, kelompok mahasiswa di desa Cisantana langsung serta merta turun ke lapangan untuk menggali potensi di desa tersebut dan melakukan diskusi dengan berbagai tokoh lintas agama dalam rangka mempererat hubungan kemasyarakatan.
(Ghifari)